Samudra Simbol
Bagian I
(Bingkai Simbol)
Arif Budi Utomo
=================================================================
Pengantar dari Penulis
Segala puji kepada
Allah yang telah menghadirkan alam semesta , memperlihatkan keapada manusia
akan keberadaan alam semesta yang sedemikian hebat, dahsyat dan luar biasa. Alam
luar biasa dalam pandangan mereka yang berilmu, alam yang maha cerdas, alam yang maha indah. Dipenuhi
rahasia demi rahasia, dan ilmu yang terus diungkap oleh manusia.
Alam semesta yang
berupa lambang atau symbol yang terus dicari dan diungkap oleh anak manusia.
Para akhli ilmu alam, para hamba Allah yang Maha Pengasih telah menggunakan
segenap daya dan upaya dalam ‘membaca alam”.
Buku di hadapan sidang pembaca ini merupakan
salah satu usaha dalam membaca simbol yang berlimpah di alam semesta ini.
Membaca simbol tentu saja hanya bisa difahami oleh mereka yang memiliki
keakhlian di bidang simbol ini dan juga memiliki ketertarikan yang
sungguh-sungguh dalam membaca simbol ini. Maka buku ini sengaja diperuntukkan
kepada yang terpilih.
Yaitu orang-orang
yang terpanggil untuk menjadi khalifah alam semesta, berani memasuki lebih
jauh rahasia alam semesta.
Mengapa kajian ini menjadi penting?.
Padahal realitasnya ya sama saja. Seumpama
apel yang jatuh ke tanah hanyalah sebuah hal biasa saja dan bisa dijelaskan
dengan sangat mudah. Tetapi melalui
fenomena apel jatuh ini Newton menjelaskan perihal hukum-hukum gravitasi.
Membaca symbol atau hukum alam yang berlaku atas peristiwa jatuhnya apel ini,
sebuah penjelasan yang rumit dan luar biasa yang hanya dimiliki oleh seseorang
yang bersungguh hati mengamati hal ini dan ingin membuka rahasianya.
Siapa yang tertarik dengan
bahasa simbol-simbol hakekatnya dialah
sang PERUBAH DUNIA?.
Melalui
pemikiran mereka maka hukum alam semesta ini bisa dimengerti, dipahami dan
diimplementasikan untuk peradaban manusia. Maka tentu saja hal ini hanya
diperuntukan bagi orang-orang yang terpilih saja. Yaitu kaum yang mau berfikir
memikirkan penciptaan-Nya baik duduk, berdiri, ataupun berbaring.
Kesadaran manusia
yang sedemikian kecil dan tak berarti di alam semesta ini. Bagaikan sebutir
pasir di gurun pasir. Namun sekalipun teramat sangat kecilnya. Manusia itupun sedemikian
pelik, kompleks dan sedemikian rahasianya. Manusialah yang memiliki kesadaran
tertinggi dan mampu membuka rahasia symbol, rahasia Alif lam mim, Ha mim dan
hukum alam atau sunatullah yang merupakan hakekat dari alam semesta ini dalam
kesadaran manusia.
Μenuliskan kajian yang berat dan
membosankan ini. Demikian pula sangat diperlukan kesungguhan dan minat khusus
bagi pembaca untuk melanjutkan kajian ini. Menuangkan kajian Alif lam mim dalam
kesadaran kita akan membuka polemick berkepanjangan, pro-kontra tak
berkesudahan.
Kearifan dalam membaca sebuah simbol
yang digunakan dalam Al qur an menuntut sikap ‘bijak’ bagi kita semua
dalam menyikapi ‘perbedaan’ yang
mungkin timbul, dalam menguraikan makna hakekat atas simbol yang dimaksudkan
tersebut.
Bahasa simbol meskipun digunakan
secara umum oleh para filsuf serta oleh para ilmuwan, tetap saja sulit
bagi kita yang awam untuk memaknainya arti yang dimaksud sebenarnya oleh para
penulisnya. Apalagi yang akan kita kaji adalah bahasa symbol Al qur an. Maka
sangat dibutuhkan ‘kearifan’ sidang pembaca untuk menyikapi kajian ini.
Simbolisasi atas hakekat makna,
sering digunakan manusia untuk
berkomunikasi. Dan biasanya yang digunakan adalah lambang huruf, benda, atau
logo, dan lain-lainnya. Kesulitan dalam mengungkapkan apa yang ingin
disampaikan menjadi sebab mengapa manusia memilih bahasa simbol atau logo dalam
mengungkapkan apa yang diinginkannya. Hal ini dikarenakan, sebab apa-apa yang
ingin disampaikan dan diungkapkan tidak di wadahi oleh tata bahasa
manusia atau juga perlu banyak sekali interprestasi dan penjelasan yang harus
dituliskan untuk menggambarkan yang dimaksudkan.
Ungkapan rahsa, ungkapan makna
filosofi, bahkan ungkapan dalam ‘science’
sendiri memerlukan ‘lambang’, atau ‘logo’ atau ‘simbol-simbol’, agar
mampu dikomunikasikan kepada manusia lainnya. Sebuah symbol dianggap akan
mampu mewakili apa yang ingin disampaikan, sehingga para ilmuwan, para
filsus, para ahli komunikasi, dan lain-lainnya sering menggunakan ‘model’
bahasa simbolisasi seperti ini.
Bahasa yang simple, sederhana namun kaya makna.
Pengajaran dipergilirkan dari kami satu demi satu agar saling
melengkapi, saling menguatkan dan saling menyaksikan (sebagaimana dalam surah
Yasin tentang persaksian pengajaran Allah)
Pengajaran aql, Pengajaran hati dan Pengajaran ruhani
Pengajaran aql, Pengajaran hati dan Pengajaran ruhani
Tiga gerbang
utama yang harus dibuka:
·
Akal
·
Hati
·
Ruh
Ada tiga
penutup (cover) yang harus dibuka:
·
Akal
·
Hati
·
Ruh
Ada tiga
cahaya yang harus diterima:
·
Akal
(ilmu)
·
Hati (rasa)
·
Ruh (alam)
Cover ... gerbang...
kegelapan.. ketidaktahuan...
Pengetahuan... cahaya di baliknya...
Mungkin kita dapatkan bila kita coba
Mungkin bisa kita rasakan bila kita berusaha...
Mungkin ada tangan Tuhan dibaliknya...
Pengetahuan... cahaya di baliknya...
Mungkin kita dapatkan bila kita coba
Mungkin bisa kita rasakan bila kita berusaha...
Mungkin ada tangan Tuhan dibaliknya...
ada cinta.. kasih
sayang.. keyakinan dan jaminan (keteguhan hati).
Bila kita
berusaha
Bila kita mencoba
Bila tak ada kata menyerah dan putus atas..
Bila selalu ada harapan.
Bila kita mencoba
Bila tak ada kata menyerah dan putus atas..
Bila selalu ada harapan.
Mungkin kita harus menjelajah seluruh pelosok bumi
Mungkin harus
melihat tanda-tanda di ujung persada disana
Mungkin harus terus berusaha dan tetap berusaha .
Sampai Tuhan puas dan ridho akan perjuangan kita
Dan menariknya kembali pulang ke pelukanNya
Mungkin di luar sana ada dunia lain yang menunggu
Mungkin dunia itu tengah menantikan kita
Mungkin gerbangnya sudah terbuka
Mungkin para penyambut tamu sudah bersedia
Mungkin jamuan penyambutan sudah bersiap
Mungkin kegembiraan
Tengah berkumandang di setiap bagian istana itu..
Berita kedatangan penghuni baru telah tiba..
Sorak sorai.. tepuk tanganp
Pesta telah siap sewaktu-waktu
Dan gerbang itu telah terbuka
Mungkin saatnya kita menjenguk di balik gerbang itu..
Atau mungkin engkau telah sayup-sayup
Mungkin harus terus berusaha dan tetap berusaha .
Sampai Tuhan puas dan ridho akan perjuangan kita
Dan menariknya kembali pulang ke pelukanNya
Mungkin di luar sana ada dunia lain yang menunggu
Mungkin dunia itu tengah menantikan kita
Mungkin gerbangnya sudah terbuka
Mungkin para penyambut tamu sudah bersedia
Mungkin jamuan penyambutan sudah bersiap
Mungkin kegembiraan
Tengah berkumandang di setiap bagian istana itu..
Berita kedatangan penghuni baru telah tiba..
Sorak sorai.. tepuk tanganp
Pesta telah siap sewaktu-waktu
Dan gerbang itu telah terbuka
Mungkin saatnya kita menjenguk di balik gerbang itu..
Atau mungkin engkau telah sayup-sayup
Mendengar tembang
indah yang terdengar di balik gerbang akherat itu?
Mungkin lebih
baik kita mulai belajar mendengar suara yang berasal dari balik gerbang itu
Mungkin memperhatikan pembicaraan mereka.. dan apa yang dimaksud
Suara-suara dari tempat dimana kita akan kembali suatu saat nanti.
Ataukah kita akan terus mencari dan mencari..
Tak kenal lelah tanpa berhenti dan memaknai
Bahwa kita telah menemukan tanpa menyadarinya
Mungkin suara-suara cinta itu mulai menembus hati.
Mungkin kidung-kidung indah dari balik gerbang dunia dari alam rahmah itu mulai bersenandung.. dan bunga cinta sedang tumbuh....
Mungkin hujan kasih sayang mulai menumbuhkan benih yang tersisa
Mungkin pula bahasa kasih sayang mulai difahami
Dan mungkin pula kita telah berada di jalan yang benar.. berada di aliran sungai yang akan menghanyutkan kita ke muara .. kembali ke samudra kasih sayang.
Mungkin memperhatikan pembicaraan mereka.. dan apa yang dimaksud
Suara-suara dari tempat dimana kita akan kembali suatu saat nanti.
Ataukah kita akan terus mencari dan mencari..
Tak kenal lelah tanpa berhenti dan memaknai
Bahwa kita telah menemukan tanpa menyadarinya
Mungkin suara-suara cinta itu mulai menembus hati.
Mungkin kidung-kidung indah dari balik gerbang dunia dari alam rahmah itu mulai bersenandung.. dan bunga cinta sedang tumbuh....
Mungkin hujan kasih sayang mulai menumbuhkan benih yang tersisa
Mungkin pula bahasa kasih sayang mulai difahami
Dan mungkin pula kita telah berada di jalan yang benar.. berada di aliran sungai yang akan menghanyutkan kita ke muara .. kembali ke samudra kasih sayang.
Mungkin
setelah lelah mencari ke seluruh penjuru dunia..
saatnya kita
diam menikmati di atas perahu takdir kita
yang akan
menghanyutkan jiwa kita kembali ke pelukan
penuh cinta
dari sang pemilik hidup..
kembali ke
samudra kasih sayang ..
samudra kehidupan
itu sendiri... sang maha hidup.
Denting gitar dan nyanyi lembut dari balik gerbang hidup
Atau mungkin nada semacam itu yang sering terdengar..
Senandung alam..
Lagu indah menyentuh hati
Pesan yang terdengar dari kejauhan dalam bahasa yang asing..
Namun jelas dan nyata..
Di balik gerbang itu memanggil dan berseru
Selalu dan selalu..
Sayangnya dengan bahasa yang tak ku tahu
Sayangnya dengan nada yang tak kau mengerti
Sayangnya dengan denting dan gelombang yang tak kita fahami..
Selalu ada dan nyata dan terus menerus bergema..
Nada-nada cinta
Denting gitar dan nyanyi lembut dari balik gerbang hidup
Atau mungkin nada semacam itu yang sering terdengar..
Senandung alam..
Lagu indah menyentuh hati
Pesan yang terdengar dari kejauhan dalam bahasa yang asing..
Namun jelas dan nyata..
Di balik gerbang itu memanggil dan berseru
Selalu dan selalu..
Sayangnya dengan bahasa yang tak ku tahu
Sayangnya dengan nada yang tak kau mengerti
Sayangnya dengan denting dan gelombang yang tak kita fahami..
Selalu ada dan nyata dan terus menerus bergema..
Nada-nada cinta
"Bagaimana ku katakan cinta bila tak kau tahu bahasanya"
"Bagaimana ku senandungkan nada cinta
Bila kau tak mendengarnya"
"Bagaimana kulukiskan cinta
Bika kau tak mampu melihatnya"
"Bagaimana kupahatkan cinta cinta bila kau tak mampu memegangnya"
Bagaimana kau mengerti cinta bila tak bisa apa-apa
Kau tak sadar akan cinta
Bila tak pernah memiliki pembanding apapun
Kau seperti bayi yang diselimuti cinta tanpa tahu bahwa itulah cinta...
Dalam buku ini kajian
yang ingin kami hantarkan adalah sebuah kajian yang berusaha memaknai bahasa
simbol yang terserak dalam al qur an. Pengajaran ini tentu saja sangat
membutuhkan pemahaman dan niat yang tulus bagi yang berkeinginan memasukinya.
Sebab dimensi yang akan dimasuki adalah ‘dimensi keyakinan’.
Kajian ini memberanikan diri mendobrak nilai yang
yang tertanam berabad-abad. Memberanikan diri melepaskan diri dari belenggu
ketakutan dan hanya merupakan usikan pembaharuan memahami bahasa Al Quran dari
sisi bahasa yang belum pernah diungkap. Bahasa murni Al Quran yang dilambangkan
dengan Alif Lam Mim.
Bukan memaknai apa ‘Alif Lam Mim’
itu. Tetapi kita memaknai apa agar makna lambang Alif Lam Mim ini memberikan
hikmah kesadaran bagi kita saat membacanya.
Dengan susunan huruf yang tidak beraturan. Susunan huruf yang
tidak mengandung makna (dalam referensi manusia). Allah (telah)
memberikan penekanan kuat atas pernyataan selanjutnya. Susunan huruf ini memberikan intonasi kuat bahwa Al quran
(hanya) diturunkan dari sisi Tuhan (Allah).Dengan penyertaan kata (acak)
tersebut menjadikan
‘pernyataan berikutnya tak terbantahkan lagi’.
Islam menuntut
agar manusia
‘menggunakan
akalnya’
untuk melakukan
pengamatan terhadap alam dan juga diri mereka sendiri. Sebab begini
inilah jalan para nabi.
Menarik kita kaji, bahwa rangkaian simbol-simbol
huruf dalam Al qur an jika kita telusuri, dapat memberikan pemahaman atas ‘design’ juga hakekat alam semesta
itu sendiri, dan bahkan diri manusia yang sangat misteri ini.
(Disarankan kepada sidang pembaca melihat kajian simbol Alif Lam
Mim, Ha Mim, dan juga lainnya yang sudah dihantarkan
sebelumnya). Rangkaian huruf ini teratur sekali sepertinya ingin
menjelaskan kepada kita, atas filosofi penciptaan alam semesta ini.
Bahkan jika kita ingin lebih dalam lagi, kita akan dapati bahwa rangkaian
huruf tersebut juga ingin menjelaskan dan mengakomodasi pemahaman
agama-agama terdahulu sebelum Islam.
Setiap manusia harus melakukan proses pengamatan, inilah hakekat
yang diajarkan para nabi. Sesuatu keadaan yang sering dilupakan oleh kita di
jaman ini. Dari sinilah kearifan manusia akan muncul.
Oleh karena
itu, Al qur an dengan tegas menohok orang-orang yang tidak mau melakukan
pengamatan ini. Yaitu orang-orang yang membabi buta mengikuti pemahaman nenek
moyang mereka atau guru-guru mereka. Setiap
manusia berkewajiban menguji keyakinan dan pemahamannya sendiri. Jangan
sekedar hanya ikut-ikutan saja. Ingatlah pertanggung jawaban akan dimintakan
kepada diri mereka sendiri,
Islam menuntut
agar manusia ‘menggunakan akalnya’ untuk melakukan pengamatan terhadap alam
dan juga diri mereka sendiri. Sebab begini inilah jalan para nabi. Kita
diminta, agar janganlah dengan begitu saja menelan kebenaran dan kemudian
membabi buta, menyerang kelompok lainnya. Tanpa terlebih dahulu melakukan
pengamatan. Inilah hikmah yang ingin dihantarkan. Gunakan hati,
empathy, utamakan budhi luhur.
Melalui serangkaian pengkajian simbol inilah, kita mendapatkan pijakan untuk
mengungkapkan keadaan yang menjadi misteri kesadaran manusia selama ini. Rangkaian simbol ini menjelaskan
pemahaman dan kesadaran manusia semenjak jaman dahulu kala.
Karena masih berupa
simbol maka ini menjadi sangat cair sekali. Pemaknaan sangat tergantung kepada
referensi yang kita miliki. Pola akan selalu tetap, mengikuti kaidah ini. Bagi yang terbiasa dengan management bisa juga
memaknai simbol al qur an sebagai simbol _continuous
inprovement_.
Simbol adalah bahasa yangg simple, kaya makna.
Mampu dimaknai tanpa batas tergantung tingkat ilmu dari yang bersangkutan Maka
pemaknaan simbol tergantung tingkat kedewasaan ilmu yang memaknainya. Semisal
formula sederhana Einstein begitu hebat dan luarbiasa energynya bagi kaum yang
berilmu. Namun bagi kebanyakan manusia hanyalah angin lalu semata. Keunikan
bahasa simbol ini ketika bicara dengan seorang yang sudah memiliki referensi maka
bila itu sebuah buku. Tidak perlu membaca buku. Hanya membaca referensi saja
dan lambang dia sudah mampu membaca tanpa perlu membaca seluruh buku.
Pesan dalam simbol dan lambang hanya ditujukan
khusus kepada hambaNya yang terpilih. Yang berilmu dan yang beriman kepada ayat-ayatNya yang
mukhamat dan mutashabihat. Yang meyakini semua ayat-ayat ini berasal dari
Allah. Ketika mereka membaca maka semakin bertambah ilmu dan keimanan mereka.
Dan mereka mengartikan tidak menurutkan keinginan dan hawa nafsu mereka. Mereka
hanya ingin mewujudkan wajah Allah dalam penyampaian simbol dan lambang.
Mereka ingin
mengabarkan keberadaan Allah.
Ilmu yang ingin diajarkan Allah dalam bentuk rumus formula dan informasi ini
hanya mampu diterjemahkan mereka. Dan mereka sampaikan lagi ilmu itu kepada
manusia umumnya dengan bahasa yang lebih mudah difahami. Semua untuk
menunjukkan keberadaan Allah. Kehebatan dan keagunganNya. Dan memasuki
komunikasi lambang. Seperti memaknai alam semesta dari unsur atau atom-atomnya.
Menyampaikan bahasa lambang dan sandi secara
langsung kepada yang tidak memiliki ilmu justru tiada guna dan justru
menimbulkan fitnah dan perpecahan. Klaim kebenaran semu. Maka hanya denngan
keimanan kepada ayat-ayat Allah saja yang mampu berada dalam ruang lambang
simbol ini. BTentu saja bila mereka mau bersungguh-sungguh tertarik dengan
simbol.
Membaca simbol ini memerlukan perenungan terus
menerus. Siang Malam.
Sambil berdiri duduk berbaring. Sanggupkah?.
Membaca simbol sayangnya tidak ada yang bisa
mengajari. Hanya rambu dasar lalu berenanglah menuju tujuan akhir. Pertemuan
dengan Tuhan. Membaca simbol akan menemukan kombinasi yang menakjubkan. Seperti
menyelesaikan persamaan matematika. Fisika. Bisa diurutkan, dibagi, dikurangi,
digabung dan seterusnya.
Rangkaian kata yang tersusun sangat indah ini
ternyata memiliki kedalaman makna yang luar biasa sekali. Belum lagi saat kita
uraikan menjadi suku kata dan juga huruf-hurufnya. Melalui kajian simbol
dapat kita tangkap sebuah methodology yang luar biasa pada susunan huruf
dan kata tersebut. Pemahaman inilah yang dapat kita tangkap pada awal pembuka
kajian. Rangkaian kata sederhana namun sungguh dalam kesederhanaan tersebut
terdapat filosofi yang sangat dalam sekali.
Kata yang bermakna adalah hasil konsensus manusia. Bilakah
kata menjadi bermakna tanpa konsensus terlebih dahulu?. Bisa dan sangat bisa.
Buktinya Al quran sudah menyampaikannya kepada kita.
“Alif lam
mim. Alif lam mim shad. Alif lam ra. Alif lam mim ra. Kaf ha ya ain shad.Tho
ha.Tha sin mim. Tha sin. Shad. Qaf. Yaa sin. Haa mim.”
Kajian dalam buku ini memberanikan diri mendobrak
nilai yang sudah tertanam berabad-abad. Memberanikan diri melepaskan diri dari
belenggu ketakutan dan hanya merupakan usikan pembaharuan memahami bahasa Al
Quran dari sisi bahasa yang belum pernah diungkap.
Bahasa murni Al Quran yang misalnya dilambangkan
dengan ‘Alif
Lam Mim’.
Lha bagaimana
mengartikannya?.
Pertanyaannya bukan begitu!.
Tapi kita mau mengartikan apa atas kata tersebut?.
Silahkan ber kontemplasi kepada hati
(jiwa) masing-masing. Kata tersebut
masih benar-benar murni. Susunan hurufnya di luar konsesus manusia.
Tidak ada batasan buat kita manusia untuk memaknainya.
Sanggupkah jiwa kita berdialog dengan penyusun kata tersebut?.
Beranikah kita berdialog
kepada Tuhan (Allah)
mohon dipahamkan susunan huruf yang tidak ada dalam referensi
manusia tersebut (?).
Bahasa murni Al Quran yang misalknya dilambangkan
dengan ‘Alif
Lam Mim’.
Bukan memaknai apa ’Alif
Lam Mim’
itu.
Tetapi kita akan memaknainya sebagai apa: agar
makna lambang ‘Alif Lam Mim’ ini memberikan hikmah kesadaran bagi
kita saat membacanya.
Lambang Alif Lam
Mim, bukanlah ajaran.
Bukan metode, bukan pula konsep. Lambang ini adalah
bahasa, adalah cara komunikasi Allah sebelum membentuk menjadi rasa. Sebelum
menjadi persepsi, sebelum nenjadi mitos, sebelum menjadi keyakinan. Masih murni
sebelum terdistorsi oleh rasa, sebelum terpengaruh hawa nafsu. Sebelum menjadi
bagian terpola dan terstruktur menurut keinginan manusia. Seperti kumpulan
puzle sebelum menjadi sebuah bentuk. Karena setiap bentuk memberi makna yang
berbeda.
Maka bahasa lambang atau sandi ini sangat khusus
dan privacy dan hanya menjadi alat yang hanya diketahui dua fihak. Dan sebagian
kecil manusia yang tertarik atau terpilih.
Allah ingin berdialog dengan jiwa
kita dengan susunan huruf yang tak biasa. Ingin menyampaikan sesuatu kepada
jiwa-jiwa yang mau berkomunikasi langsung kepada-Nya.
Allah ingin memberikan informasi langsung atas wilayah KUN.
Wilayah kehendak
Allah.
Sesuatu yang sangat besar, maka Allah memilih ‘susunan huruf tanpa kata’.
Apakah susunan itu memiliki makna?.
Lha pasti memiliki makna. Jika tidak memiliki
makna untuk apa di tuliskan seperti bahasa sandi. Bahasa yang super khusus di buat
untuk kalangan yang tak biasa. Kita kenal ada sandi morse, sandi rumput, dan
mungkin lain-lainnya lagi, seperti sandi bagi agen rahasia sebuah negara.
Apakah itu tidak ada maknanya (?).
Ya, hanya
orang-orang yang mau belajar bahasa sandi tersebut yang pastinya mengerti.
Al Quran bicara dengan semua kesadaran. Semua level
kesadaran. Al Quran memfasilitasi manusia untuk mengakses alam. Maka Al Quran
menggunakan beberapa tingkat bahasa. Ada bahas perintah dan larangan. Ada
bahasa kisah dan suri tauladan. Ada bahasa permisalan dan perumpamaan. Dan
meningkat ke bahasa lambang dan simbol. Meningkat lagi ke bahasa rasa.
Meningkat lagi ke bahasa ruh dan informasi dan lebih lagi ke bahasa cahaya.
Cahaya yang menerangi dada. Maka bisa memasuki bahasa yang manapun.
Masing-masing di layarnya.
Al Quran mencoba berkomunikasi dan bicara dengan
pembaca khusus yang mampu berkomunikasi dengan bahasa lambang. Bahasa ini lebih
luas. Lebih sederhana. Misalnya ra
bisa kita jabarkan sebagai sunatullah maka berkomunikasi dengan Hukum alam.
Hukum Fisika. Dan apapun perihal ukuran dan ketetapan Allah diliputi dan
dibicarakan dengan lambang ra.
Namun tentu saja mereka yang tidak mengerti tidak
tahu apa yang dibicarakan. Tdk ada komunikasi ketika Al Quran melambangkan ra. Tidak ada penambahan ilmu sama
sekali ketika Al Quran berkomunikasi dengan Alif Lam Ra. Alif Lam Mim Ra. Padahal Al Quran mencoba
berkomunikasi bagi mereka yang berfikir. Dan mereka meyakini komunikasi yang
berasal dari Tuhannya. Beriman dengan bahasa yang tidak umum diketahui
kebanyakan manusia. Dengan bahasa ini maka Tuhan bicara lebih banyak. Lebih
khusus dan tugas yang lebih khusus dan beda dengan yang umum.
Rangkaian simbol yang diikat dalam sebuah ikatan lambang
alam sebuah ikatan yang sempurna yaitu dhien yang kadang disederhanakan dengan
istilah agama. Hakekatnya agama adalah ‘Tauhid’, Dhien adalah satu (yaitu)
Islam. Kembalinya adalah Ina
lillahii wa ina ilaihi rojiun. Semua akan kembali kepada Allah dalam
bentuk pertanggung jawabannya masing-masing. Dalam konsekuensi besar,
(dengan keyakinan) inilah; kajian ini di hadapkan kepada sidang pembaca.
Dalam segenap takut dan harap.
Konsekuensi diri ini, (akan) di hadapkan
kepada Allah, sang Hakim yang Maha Agung, yang membaca setiap lintasan
hati di dalam diri ini. Karenanya hanya kepada-NYA diri ini memohon ampun, jika
khabar ini tidak seperti keadaannya. Sebab diri hanyalah manusia ‘pembelajar’ yang sedang belajar ‘membaca’. Membaca perlambang dan symbol
alam yang dinampakkannya.
Maka hanya kepada-Nya penulis memohon pengajaran.
Semoga keadaanya memang demikian. Amin..amin, ya Robbal ‘alamin.
Insyaallah.
Apakah menuangkan
hikmah pembelajaran (hukum alam) ini sebuah pilihan?. Rasanya bukan!
Kehidupan telah memilih kami untuk tunduk kepada hukum-hukum yang ada di alam
semesta. Kami hanya tinggal tunduk patuh dan berserah diri dengan sukarela
(Islam).
Sehingga dalam hal
ini posisi kami hanyalah menjadi ‘Para
Penyaksi’. Menjadi penyaksi perguliran kesadaran di alam semesta ini.
Menjadi penyaksi hukum alam di muka bumi ini, formulasi dan kesempurnaan dan
keindahan alam yang nampak dalam keserasian simbolNya. Menjadi saksi atas
nikmat yang DIA beri.
Menjadi penyampai khabar
gembira dan kebahagiaan serta kasih sayang. Diantara sabetan pedang dan murka
alam. Kami diantara dan meliput semua itu. Sesungguhnya manusia sedang
dimuliakan Tuhan.
Demikian buku ini
kami sajikan dengan hanya mengharap pada keridhaan Allah semata. Sebuah buku
yang semata-mata hanyalah sebuah bukti persembahan kepada Allah Tuhanku. Bukti
persembahan karena telah memperjalankan jiwa ini mengamati satu demi satu symbol
yang dihadirkan. Menjadi saksi atas keberadaan semua perlambang atau simbol
alam ini. Menikmati dan berenang di samudra simbol ini. Maka buku ini hanyalah
sebagai bagian persaksian dan persembahan kepada Allah. Tuhan semesta alam.
=================================================================
⏩ Bersambung ke
https://samudrasimbol1.blogspot.com.au/2018/02/episode-1-mengurai-simbol-dan-makna.html
=================================================================
⏩ Bersambung ke
https://samudrasimbol1.blogspot.com.au/2018/02/episode-1-mengurai-simbol-dan-makna.html
No comments:
Post a Comment