2. HURUF SARAT MAKNA
Susunan huruf tanpa kata
menjadi kata penegas firman Allah atas pernyataan berikutnya dalam
surah. Huruf sarat makna. Adalah penegasan atas hakekat Al
quran sendiri sebagai wahyu Allah. Penegasan yang tak mungkin terbantahkan oleh
apapun. Serangkaian pernyataan yang sempurna, mari kita perhatikan, dan rasakan
;
Alif Lam Mim. Kitab (Al quran) ini tidak
ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (QS. Al baqoroh
1-2).
Alif Lam Mim. Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup. Yang
terus menerus mengurus (makhluknya). (QS. Ali Imran 1-2).
Alif Lam Ra. Inilah ayat-ayat Al qur an yang penuh hikmah. (QS. Yunus
1-2).
Alif Lam Ra. (Inilah) Kitab yang ayat-ayatnya di susun dengan rapi
kemudian dijelaskan secara terperinci (yang diturunkan) dari sisi (Allah) Yang
Maha Bijaksana, Maha Teliti. (QS. Hud 1-2).
Alif Lam Ra. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al quran) yang jelas. (QS.
Yusuf, 1-2).
Alif lam Ra. (ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar
engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang
dengan izin Tuhan, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa. Maha terpuji.
(QS. Ibrahim, 1-2).
Alif Lam Ra. (Surah) ini adalah sebagaian dari) ayat-ayat Kitab (yang
sempurna) yaitu (ayat-ayat) Al quran yang memberi penjelasan.(QS. Al Hijr,
1-2).
Alif Lam Mim Ra Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al quran). Dan (Kitab) yang
diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu. Itu adalah benar tetapi,
kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya). (QS. Ar Ra ad, 1-2).
Kaf Ha Ya ‘Ain Shad. (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhanmu
kepada hamba-Nya Zakaria. (QS. Maryam, 1-2).
Tha Sin Mim. Inilah ayat-ayat Kitab (Al quran) yang jelas. (QS. Asy Syuâara,
1-2).
Tha Sin.Inilah ayat-ayat Al quran, dan Kitab yan jelas.(QS. An Naml,
1-2).
Dengan susunan huruf yang tidak beraturan.
Susunan huruf yang tidak mengandung makna (dalam referensi manusia).
Allah (telah) memberikan penekanan kuat atas pernyataan
selanjutnya. Susunan huruf ini
memberikan intonasi kuat bahwa Al quran (hanya) diturunkan dari sisi
Tuhan (Allah).Dengan penyertaan kata (acak) tersebut menjadikan ‘pernyataan
berikutnya tak terbantahkan lagi’. Kuat sekali penekanan atas hal ini.
Perhatikan dengan hati maka kita akan mendapatkan betapa kuat rangkaian
pernyataan yang saling menguatkan menjadi suatu keadaan yang tak
terbantahkan lagi. Ulangi 1-3 kali dalam hati maka hakekat tersebut akan
tertanam kuat sekali. Menjadi sebuah rangkaian kata yang sempurna.
Disamping itu, dengan susuan huruf
yang tak beraturan tersebut Allah ingin menjelaskan keberaturan alam semesta.
Keberaturan atas system yang mewujud
menjadi realitas alam semesta sebagaimana yang kita lihat dan kita rasakan
dengan indra kita. Dari huruf yang tidak beraturan Allah menyusun
ayat-ayat yang sangat teratur dan beraturan sekali yaitu Al quran yang tersusun
atas rangkaian huruf-huruf yang tertata rapi membentuk kata yang luar biasa
indah, sehingga mampu menjadi (energy) momentum yang menggetarkan syaraf otak
sehingga otak bekerja mencari referensi yang di butuhkan. Bagi Jiwa timbul
sensasi aneh ketika membaca rangkaian kata yang tersusun dari ketak
beraturan tersebut.
Mengapakah ketidak beraturan mengawali sebuah keberaturan(?).
Jika kita memperhatikan bagaimana
system komputer dan bagaimana para programmer membuat suatu tampilan pada layar
monitor maka kita akan mendapat feel atas perumpamaan tersebut. Dari
ketidak beraturan tersusun keberaturan alam semesta. Dari sebuah bahasa
mesin yang kemudian diubah menjadi bahasa program maka sang programmer akan
mampu membuat tampilan apa saja di dalam layar monitor kita. Dengan kemampuan
layar monitor yang memiliki kemampuan tinggi akan di dapatlah tampilan yang
luar biasa.
Perhatikanlah ternyata bahasa mesin
atau bahasa pemrograman hanya bisa di mengerti oleh komputer itu sendiri.
Nah, dari ilustrasi ini, seorang yang memiliki pengetahui atas bahasa
pemograman, akan mampu mendiskripsikan bahasa mesin dari tampilan yang
nampak pada layar monitor. Luar biasa bukan?.
Ilmu pengetahuan juga sudah banyak
mencatat perihal ini, proses kejadian alam semesta, katabolisme, anabolisme,
proses fisika, proses kimia, proses biosintesa, DNA-RNA. Dan lain-lainnya.
Hukum-hukum alam yang ditemukan, hukum postulat energy, cahaya, gelombang,
listrik, magnet, dan masih banyak lagi yang lainnya. kesemuanya adalah bahasa
alam semesta. Jika H ketemu dengan O2 dalam kondisi yang pas jadilah AIR. Wujud
air sudah jelas, atom penyusunnya sudah diketahui, maka tinggal kita mengetahui
bahasa apa yang menyebabkan kedua atom ini tidak mungkin salah. Menjadi batu
misalnya. Mereka tetap ikut sunatulloh untuk menjadi air. Bahasa yang luar
biasa sekali hanya kedua atom itu saja yang tahu.
Selesai dengan ilustrasi tersebut.
Marilah kita mulai mencoba mengamati
dari luar ke dalam kemudian dari dalam ke luar (inward dan outward looking). Sebagai misal jika alam semesta kita
ini berada di dalam layar monitor. Bagaimana ketika kita ikut juga berada di
dalam layar tersebut, dan juga bagaimana ketika kita keluar dari dalam kotak
monitor, apakah hikmah yang bisa kita dapatkan?.
Aha..ketika kita di luar kita akan
mampu menjelaskan mengapa tampilan layar monitor sebagaimana yang kita
saksikan. Kita akan mampu menjelaskan, sebab ada bahasa yang disampaikan kepada
mesin komputer sehingga computer mampu menterjemahkannya dan menampilkan ke
layar. Selesai.
Bagaimanakah keadaan kita, ketika
kita berada di dalam layar monitor. He..he.. kita akan sibuk sendiri
menyaksikan keindahan yang di tampilkan disitu, kita asyik sendiri, sebab kita
ikut merasakan segala sesuatunya, wah bagaimana ya memang asyik sih, ikut
tenggelam disitu. Sulit bagai kita untuk mengamati keadaan yang sebenarnya.
Bahwa apa yang kita rasakan dan saksikan nyatanya hanyalah sebuah permainan saja.
Namun lain halnya jika kita memiliki
kemampuan untuk berada di dalam dan sekaligus juga mampu untuk berada di luar
kotak layar computer. Artinya kita mampu di dalam dan di luar dimensi tersebut.
Maka kita akan mampu melihat dan membaca apa yang sedang dia saksikan di layar
monitor. Dia akan belajar untuk mengerti bahasa mesin dan bahasa pemograman
agar dirinya dapat menjelaskan rangkaian permainan yang sedang tampil di layar
monitor tersebut. Nah, bahasa pemrogram itu diantaranya adalah “Alif lam mim. Alif lam mim
shad. Alif lam ra. Alif lam mim ra. Kaf ha ya ‘ain shad.Tho ha.Tha sin mim. Tha
sin. Shad. Qaf. Yaa sin. Haa mim.”
Mari kita ilustrasikan saja :
1. Bahasa Mesin, yaitu
memberikan perintah kepada komputer dengan memakai kode bahasa biner, contohnya
01100101100110
2. Bahasa Tingkat Rendah,
atau dikenal dengan istilah bahasa rakitan (bah.Inggris Assembly), yaitu memberikan perintah kepada komputer dengan memakai
kode-kode singkat (kodemnemonic),
contohnya MOV, SUB, CMP, JMP, JGE, JL, LOOP, dsb.
3. Bahasa Tingkat Menengah,
yaitu bahasa komputer yang memakai campuran instruksi dalam kata-kata bahasa
manusia (lihat contoh Bahasa Tingkat Tinggi di bawah) dan instruksi yang
bersifat simbolik, contohnya {, }, ?, <<, >>, &&, ||,
dsb.
4. Bahasa Tingkat Tinggi,
yaitu bahasa komputer yang memakai instruksi berasal dari unsur kata-kata
bahasa manusia, contohnya begin, end, if, for, while, and, or, dsb. (Diambil
dari Wikipedia)
Ternyata meskipun huruf tanpa kata tidak
memiliki keberaturan, nyatanya adalah ‘bahasa tingkat
tinggi’, sebagaimana bahasa tingkat tinggi
dalam pemrograman komputer. Dari bahasa tersebut, system alam semesta di
atur dengan sangat luar biasanya. Bahasa tersebut disederhanakan agar dapat
dipahami manusia, meskipun tidak mengandung makna, namun bahasa tersebut akan
mampu dibaca oleh system alam semesta ini. Adalah bahasa KUN dalam pemahaman manusia. Maka sebagaimana system yang sudah siap di komputer tinggal di
tayangkan saja, maka segala sesuatunya tinggal, menekan ENTER saja. Maka dengan
kalimat FA YA KUN. Jadilah seperti sekarang ini alam semesta dan segala
isinya di gelar.
Bermula dari bahasa. Bahasa dari
kata. Kata dari huruf. Huruf dari titik. Dan titik adalah kehendak untuk
menjadi ADA.
Maka
mulailah kita amati dari ADA menjadi
TIADA. Dari tiada kita masuki
KE ADA AN. Kemudian berada diantara
itu meliputi keduanya. Maka kita akan memahami bahasa yang digunakan dalam
pembentukan alam semesta, sebab Al quran sendiri telah memfasilitasinya.
Menembus kesadaran. Walohualam
Huruf tanpa kata. Siapakah
yang mampu memaknainya (?).
Kata adalah susunan huruf yang dirangkai menjadi bermakna. Kata
tanpa huruf siapakah juga yang dapat membacanya (?). Bagaimanakah kata bisa
saling mengungkapkan rahsa jikalau tiada makna. Jika manusia kehabisan
kata-kata apakah yang dapat mewakili sebagai pengungkap rahsa (?). Sungguh
tidak mungkin, maka manusia tidak pernah kehabisan kata-kata. Berbilyun kata
sudah di gunakan manusia setiap harinya. Bayangkan betapa semrawutnya udara di
bumi ini, bersliweran kata-kata manusia yang berbicara melalui HP, belum lagi
yang diungkapkan melalui SMS. Kata menjadi energy menjalar di udara
kemudian berubah menjadi kata lagi, nampak di layar penerimaan HP kita.
Apakah energy kata sudah berhenti sampai disini ?.
Tidak !. Sekali lagi tidak.
Hukum kekekalan energy menyatakan
bahwa energy tidak dapat dimusnahkan atau di ciptakan. Energy selalu akan
mengalami perubahan bentuknya. Maka setelah energy menajdi tampilan sebuah kata
di layar monitor HP, energy tersebut tidak akan berhenti begitu saja.
Seandainya (bayangkan) jika kata yang ditampilkan adalah berita
buruk. Berita kematian misalnya. Kata ini akan berubah menjadi energy lagi akan
memporak porandakan jiwa kita. Sebuah kata mampu menjungkir balikan logika kita
semua. Bagai palu godam menghantam dada kita, bahkan tidak sedikit kemudian
yang pingsan karenanya. Begitu hebatnya energy sebuah kata (?).
Namun anehnya, energy kata tidak akan
bekerja jika kata yang di tampilkan tidak memiliki makna apa-apa, (jika) si
penerima tidak memiliki referensi apapun atas kata tersebut. Misalnya; Huruf
yang tersusun acak tak membentuk kata yang bermakna maka kata ini tak akan
menimbulkan sensasi apa-apa di badan. Atau misalnya meskipun itu adalah berita
kematian, namun berita tersebut juga tidak akan menimbulkan energy (efek)
apa-apa terhadap si penerima yang tidak mengenal orang yang mati tersebut.
Maka dapat disimpulkan bahwa ‘energy kata hanyalah sebuah ENERGY POTENSIAL’ saja.
Seberapakah besarnya energy tersebut,
maka hal ini sangat individual sekali sifatnya. Banyak sekali faktor yang
mempengaruhi, salah satunya adalah persepsi orang tersebut. Maka saya
beranikan diri untuk mengusung pemahaman bahwasannya persepsi manusia menyimpan
potensial energy yang dahsyat. Tinggal menunggu saja momentumnya (yaitu)
sesuatu yang akan menggerakkan potensial energy ini menjadi sebuah energy
gerak (kinetik energy). Jika saya coba analogy-kan besarnya energy tersebut
maka saya akan dapat permasaan analogy sebagai berikut :
Epk =
m.g.h
Epk =
Energy potensial kata
m = massa
muatan kata (makna)
g = gaya
grafitasi yang disebabkan medan matery yang melingkupi dirinya sebagai akibat
menuhankan selain Allah.
h = jarak
persepsidan atas realitas sejati
catatan : Persamaan ini bersifat teoritis belaka. Silahkan eksplorasi
pemahaman ini di kajian-kajian sebelumnya atas istilah yang di gunakan.
Setiap manusia memiliki energy
potensial dalam dirinya sendiri atas sebuah kata, sungguh sangat menarik.
Semakin jauh jarak antara persepsi dan realitas maka semakin
besar energy potensial kata bagi orang tersebut.
Maka orang ini akan terlihat sangat
pemarah, dan mudah tersinggung. Sebab energynya mudah sekali meledak-ledak.
Sebuah kata bagi seseorang bisa mampu membangkit gejolak jiwanya, namun bagi
lainnya hanya sekedar menjadi guyonan saja. Setiap daerah juga memiliki
karakteristik yang sama. Sebuah kata bisa menjadi sangat sensitif bagi suatu
daerah namun tidak bagi daerah lainnya. Nah, bagaimana jika hal ini menyentuh
wilayah agama, pasti energy kata akan menjadi sangat ramai sekali.
Pada wilayah ini energy potensial
kata akan semakin dahsyat pula. Maka perhatikanlah sudah jutaaan nyawa manusia
melayang sia-sia akibat meledaknya energy potensial di dalam dirinya atas
sebuah kata. Mengapakah dalam wilayah ini, energy potensial kata menjadi besar
sekali. Sehingga jika meledak akan mampu menghancurkan dunia ?.
Bukankah seharusnya sebagai umat
beragama kita sudah tidak memiliki energy potensial kata seperti ini.
Selayaknya kita menjadi pemaaf, kita menjadi santun,kita menjadi rahmat semesta
alam. Pertanyaannya mengapakah setiap manusia menyimpan Energy Potensial kata
ini, sehingga bila kata ini di ucapkan orang lain atas dirinya, energy ini
seperti mendapat momentumnya?.
Kata adalah sebuah energi
Sebaiknya huruf memang tak perlu
kata, hingga hanya hati yang mampu mengurai maknanya. Sebagaimana Al qur an
juga berbicara kepada kita, melalui huruf-huruf tanpa kata.
“Alif lam mim. Alif lam mim shad.
Alif lam ra. Alif lam mim ra. Kaf ha ya ˜ain shad.
Tho ha.Tha sin mim. Tha sin. Shad. Qaf. Yaa sin. Haa mim.”
Bilakah huruf tanpa kata (?).
Pertanyaan kembali diulang.
Jika huruf berjajar tanpa aturan
baku, bagaimana mengungkap makna (?).
Para musafir juga mengalami keraguan
ketika mencoba menguraikan makna huruf-huruf yang menjadi pembuka surah
tersebut. Tidak ada konsesus yang pasti atas makna ‘Alif lam mim’.
Apakah huruf memang tak perlu di
maknai apa-apa (?).
Rangkaian huruf tersebut beberapa
kali di ulang dalam pembuka (awal) surah di dalam Al quran, bagaimanakah
menjelaskan kejadian ini. Tentunya bukan suatu yang kebetulan semata.
Apakah makna huruf yang di jajarkan
buat kita. Huruf yang disusun dalam aturan yang baku akan menjadi
kata yang mampu kita maknai. Bagaimana jika huruf-huruf kita susun seenaknya
saja, adakah yang bisa menangkap apa yang saya maksudkan kalau saya begitu?.
Bilakah memang huruf tak perlu kita maknai apa-apa?. Jikapun nanti
menjadi sebuah kata, ya baik-nya tak perlu kita maknai saja, agar kata
tidak berubah menjadi energy lagi. Bisakah kita begitu?.
Kajian ini di tuliskan dalam keberaturan susunan huruf.
Huruf-huruf disusun dalam bentuk baku
yang sudah menjadi konsensus manusia. Jika saya tidak mengikuti aturan yang
baku, maka apa yang saya maksudkan tentunya tidak akan sampai kepada pembaca.
Pembaca hanya akan menerima rangkaian susunan huruf yang sudah di pahami, yang
memang sudah berada dalam file referensinya. Jika tidak maka tidak akan
dikenalinya. Sehingga makna menjadi kosong. Pembaca tidak akan
mendapatkan sensasi apapun dari huruf yang tersusun tersebut. Energy
potensial kata menjadi nol. Manusia tidak menyimpan energy atas kata tersebut.
Lho..
Kata yang bermakna adalah hasil konsensus manusia. Bilakah
kata menjadi bermakna tanpa konsensus terlebih dahulu?. Bisa dan sangat bisa.
Buktinya Al quran sudah menyampaikannya kepada kita.
“Alif lam
mim. Alif lam mim shad. Alif lam ra. Alif lam mim ra. Kaf ha ya ain shad.Tho
ha.Tha sin mim. Tha sin. Shad. Qaf. Yaa sin. Haa mim.”
Lha bagaimana
mengartikannya?.
Pertanyaannya bukan begitu!.
Tapi kita mau mengartikan apa atas kata tersebut?.
Silahkan ber kontemplasi kepada hati
(jiwa) masing-masing. Kata tersebut masih benar-benar murni. Susunan hurufnya
di luar konsesus manusia.
Tidak ada batasan buat kita manusia untuk memaknainya.
Sanggupkah jiwa kita berdialog dengan penyusun kata tersebut?.
Beranikah kita berdialog kepada Tuhan (Allah) mohon dipahamkan
susunan huruf yang tidak ada dalam referensi manusia tersebut (?).
Allah ingin berdialog dengan jiwa
kita dengan susunan huruf yang tak biasa. Ingin menyampaikan sesuatu kepada
jiwa-jiwa yang mau berkomunikasi langsung kepada-Nya.
Allah ingin memberikan informasi langsung atas wilayah KUN.
Wilayah kehendak Allah. Sesuatu yang sangat besar, maka Allah
memilih susunan huruf tanpa kata. Apakah susunan itu memiliki makna?. Lha
pasti memiliki makna. Jika tidak memiliki makna untuk apa di tuliskan. Ingat
saat kita pramuka dahulu, kita banyak di ajarkan bahasa sandi. Bahasa yang
super khusus di buat untuk kalangan yang tak biasa. Dahulu waktu ikut Pramuka,
kita kenal ada sandi morse, sandi rumput, dan mungkin lain-lainnya lagi. Apakah
itu tidak ada maknanya (?). Ya, hanya orang-orang yang mau belajar bahasa sandi
tersebut yang pastinya mengerti.
⏩ Bersambung ke Episode 3
https://samudrasimbol1.blogspot.com.au/2018/02/episode-3-kajian-simbol-alif-lam-mim.html
Membaca symbol itu bukan dengan bagaimana mengartikannya tetapi
kita ingin mengartikan apa rangkain symbol yang masih murni ini. Huruf yang
tersusun adalah sebuah kode rangkaian energy potensial yang tersembunyi. Energy
ini akan menjadi daya dorong luar biasa saat jiwa akan mengekslorasi
dimensi-dimensi kesadaran yang memang membutuhkan energy besar. Maka
siapa-siapa yang diberikan anugrah atas hikmah ini, adalah manusia yang
beruntung. Allah ingin berdialog dengan jiwa
kita dengan susunan huruf yang tak biasa. Ingin menyampaikan sesuatu kepada
jiwa-jiwa yang mau berkomunikasi langsung kepada-Nya. Allah ingin memberikan informasi
langsung atas wilayah KUN. Wilayah kehendak Allah. Sesuatu yang sangat besar, maka Allah memilih susunan huruf tanpa kata.
Walouhualam
No comments:
Post a Comment